Description
Jual Kopi Robusta Bogor | Distributor Kopi Robusta Bogor
DISTRIBUTOR KOPI ROBUSTA BOGOR
Jl. Anggrek I, Perum. Duta Mekar Asri, Blok M1 No13, Cileungsi Bogor 16820
Pemesanan 085711973011
Tentunya dengan kualitas terjamin dan dengan harga yang ramah di kantong. Ada beberapa pilihan kopi robusta yang bisa anda coba.
1. Kopi Robusta Bubuk 250g
Harga hanya 35.000
2. Biji Kopi Robusta (Brown Roast)
Ukuran 250g | Harga 28.000
3. Biji Kopi Robusta (Black Roast)
Ukuran 200g | Harga 28.000
Sejarah Kopi di Indonesia
Banyak orang menduga kopi ialah komoditi pribumi Indonesia, sebenarnya kopi bukan tumbuhan asli Indonesia. Tanaman kopi berasal dari Ethiopia yang lantas disebarkan oleh orang-orang Arab sampai menembus pasar Eropa dan Asia. Kopi masuk ke Indonesia pada ketika masa kolonial Belanda yang menjajah dan melancarkan Sistem Tanam Paksa.
1. Masuknya Belanda ke Indonesia
Sejarah kopi di Indonesia berawal pada tahun 1696. Pada ketika itu, Belanda atas nama VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) tiba di Jawa membawa kopi dari Malabar, India. Kopi yang kesatu kali dibawa tersebut adalahjenis arabika.
Belanda berjuang membudidayakan tumbuhan kopi itu di Batavia, namun gagal sebab gempa dan banjir. Mereka tidak menyerah dan menyebabkan kembali bibit-bibit baru. Perkembangan budidaya yang cepat menciptakan Belanda membuka ladang-ladang baru di Sumatera, Sulawesi, Bali, Timor, dan pulau-pulau lainnya di Hindia Belanda yang ketika ini dikenal sebagai Indonesia.
2. Robusta Menggantikan Arabika sebagai Komoditas Utama
Tahun 1876, hama Karat Daun menyerang nyaris seluruh perkebunan kopi di Indonesia. Belanda lantas mendatangkan jenis kopi lain, yakni liberika. Namun, nasibnya sama, berakhir diserang karat daun.
Serangan hama tidak menciptakan Belanda kehilangan akal. Pada tahun 1900, mereka menyebabkan jenis kopi robusta yang lebih gampang perawatannya serta lebih tahan terhadap hama. Produksinya yang paling tinggi menciptakan Indonesia sempat menjadi ladang pengekspor terbesar di dunia.
3. Kebangkitan Perkebunan Kopi Indonesia
Pascakemerdekaan, sesudah pemerintah Hindia Belanda meninggalkan Indonesia, laju perkebunan kopi pun tidak banyak terhambat. Namun, berkat kegigihan semua petani dan nasionalisasi perkebunan eks pemerintahan Hindia Belanda, kesudahannya perkebunan kopi lambat laun mulai bangkit dan berkembang.
Setidaknya terdapat satu novel karya Douwes Dekker berjudul Max Havelaar yang menolong mengganti opini masyarakat mengenai Sistem Tanam Paksa. Novel itu berkisah mengenai seorang saudagar kopi dan sekaligus kritik terhadap kesewenang-wenangan pemerintahan Hindia Belanda terhadap rakyat.
Reviews
There are no reviews yet.